Halaman

Rabu, 30 Januari 2013

FACT ABOUT ISLAM


Fact about islam..
1) "Islam" means "Peace through the submission to God".
2) "Muslim" means "anyone or anything that submits itself to the will of God".
3) Islam is not a cult. Its followers number over 1.5 billion worldwide. Along with Judaism and Christianity, it is considered to be one of the three Abrahamic traditions.

Sabtu, 12 Januari 2013


Langkah-langkah Instalasi Camtasia Studio 7

Berikut ini langkah-langkah Instalasi Camtasia Studio 7 :
  1. Jalankan File camtasia.msi
  2. Klik Next
  3. Klik "I accept the license agreement", Klik Next
  4. Klik Licensed-i have a key
  5. Masukan license key yg ada pada file TCS.7.sn.txt
  6. Isikan Name : TU NOMBRE / your name key
  7. Isikan Serial Number : C2CCW-AMCC2-C7CCC-4KFNG-4R4D5
  8. Klik Next
  9. Tampil dialog untuk menentukan lokasi penginstalan, Klik Next
  10. Tampil dialog untuk mengaktifkan add ins terhadap aplikasi PowerPoint, biarkan ada pada pilihan enable, Klik Next
  11. Tampil dialog untuk menambahkan program Flash Player, biarkan terpilih kemudian Klik Next
  12. Tampil dialog intalasi siap dijalankan, buanglah pada pilihan "“ Launch Camtasia Studio 7 product tour website after installation” agar setelah proses instalasi selesai tidak menjalankan Web Browser untuk melihat Product tour, Klik Next
  13. Tampil dialog Proses Intalasi.
  14. Jika sudah selesai Klik Finish
  15. Selamat anda sudah berhasil melakukan instalasi software Camtasia Studio 7

Jumat, 11 Januari 2013

Tips


TIPS MERAWAT LAPTOP
Sekarang laptop sudah sangat populer dikalangan remaja maupun dewasa. Penggunaannya pun beragam, mulai dari untuk urusan pelajaran bagi pelajar, untuk urusan kantor, untuk sarana hiburan dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun, dari sekian banyak pemilik laptop tidak semuanya dapat merawat laptopnya dengan baik dan benar yang tentu saja dapat merugikan si pemilik di kemudian hari. Nah, untuk itu disini saya akan sedikit memberikan cara (tips) merawat laptop yang baik dan benar. Tanpa banyak basa-basi lagi, langsung aja ke intinya ya.
Berikut adalah beberapa cara (tips) untuk merawat laptop yang bisa sobat praktekkan :
1.    Cara Membersihkan “Keyboard”
Keyboar laptop gampang sekali kotor, entah karena jari tangan yang berminyak, abu rokok, remah-remah roti, atau debu. Untuk cara membersihkannya, ambil kuas dan sapukan ke sela-sela tombol untuk mengeluarkan kotoran, atau gunakan vacuum cleaner portabel untuk menyedot debu yang ada. Bersihkan permukaan tombol keyboard dengan kain yang dibasahi cairan pembersih kaca. Lebih bagus lagi gunakan proteksi pelindung kibor untuk mencegah kotoran.
2.   Cara Mengelap Layar
Jangan sembarangan menggunakan cairan pembersih pada layar, pakailah pembersih kaca. Semprotkan pada kain halus atau katun, lalu poles layar monitor. Jangan menyemprotkan langsung pada layar, karena bisa menyebabkan pemukaan LCD (Liquid Crystal Display) menjadi belang. Bersihkan secara searah, misalnya dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan, serta jangan menekannya terlalu keras.

Selasa, 08 Januari 2013

Materi kuliah

1. Dasar-dasar dan pengembangan pembelajaran matematika (Bpk. Mardiyanto, MP. d) klik disini
2. Psikologi Perkembangan (Bpk. Faiq Nasukha, MP. d) klik disini

Senin, 07 Januari 2013

Sistem Pendidikan

 Sistem Pendidikan

Ketika dunia pendidikan kembali dituding telah gagal membentuk watak mulia pada anak didik. Maka, seperti biasa, segera muncul saran untuk memperbaiki kurikulum atau muatan pada mata ajaran. Tapi, bila sebelumnya yang dipersoalkan hanya sebatas masalah mata pelajaran atau paling jauh struktur kurikulum, Ajip Rosidi dan mungkin banyak dari kalangan pemerhati dan pelaku pendidikan, mempersoalkan hal yang lebih mendasar. Yakni tentang sistem pendidikan nasional yang ditudingnya masih mewarisi sistem pendidikan kolonial.

Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini memang adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik. Bila disebut bahwa sistem pendidikan nasional masih mewarisi sistem pendidikan kolonial, maka watak sekuler-materialistik inilah yang paling utama, yang tampak jelas pada hilangnya nilai-nilai transedental pada semua proses pendidikan.

Sistem pendidikan semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia shaleh yang sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan menghasilkan dikotomi pendidikan yang sudah berjalan puluhan tahun, yakni antara pendidikan “agama” di satu sisi dengan pendidikan umum di sisi lain. Pendidikan agama melalui madrasah, institut agama dan pesantren dikelola oleh Departemen Agama, sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah dan kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Disadari atau tidak, berkembang penilaian bahwa hasil pendidikan haruslah dapat mengembalikan investasi yang telah ditanam. Pengembalian itu dapat berupa gelar kesarjanaan, jabatan, kekayaan atau apapun yang setara dengan nilai materi yang telah dikeluarkan. Agama ditempatkan pada posisi yang sangat individual. Nilai transendental dirasa tidak patut atau tidak perlu dijadikan sebagai standar penilaian sikap dan perbuatan. Tempatnya telah digantikan oleh etik yang pada faktanya bernilai materi juga.

Pendidikan Sekuler bagian dari Kehidupan Sekuuler
Sistem pendidikan yang material-sekuleristik tersebut sebenarnya hanyalah merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang juga sekuler. Dalam sistem sekuler, aturan-aturan, pandangan dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Agama Islam, sebagaimana agama dalam pengertian Barat, hanya ditempatkan dalam urusan individu dengan tuhannya saja. Maka, di tengah-tengah sistem sekuleristik tadi lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama. Yakni tatanan ekonomi yang kapitalistik, perilaku politik yang oportunistik, budaya hedonistik, kehidupan sosial yang egoistik dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik serta paradigma pendidikan yang materialistik.

Solusi Fundamental
Pendidikan yang materialistik adalah buah dari kehidupan sekuleristik yang terbukti telah gagal menghantarkan manusia menjadi sosok pribadi yang utuh, yakni seorang Abidu al-Shalih yang muslih. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, paradigma pendidikan yang keliru dimana dalam sistem kehidupan sekuler, asas penyelenggaraan pendidikan juga sekuler. Tujuan pendidikan yang ditetapkan juga adalah buah dari paham sekuleristik, yakni sekedar membentuk manusia-manusia yang berpaham materialistik dan serba individualistik.

Kedua, kelemahan fungsional pada tiga unsur pelaksana pendidikan, yakni (1) kelemahan pada lembaga pendidikan formal yang tercermin dari kacaunya kurikulum serta tidak berfungsinya guru dan lingkungan sekolah/kampus sebagai medium pendidikan sebagaimana mestinya, (2) kehidupan keluarga yang tidak mendukung, dan (3) keadaan masyarakat yang tidak kondusif .

Tidak berfungsinya guru/dosen dan rusaknya proses belajar mengajar tampak dari peran guru yang sekadar berfungsi sebagai pengajar dalam proses transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tidak sebagai pendidik yang berfungsi dalam transfer ilmu pengetahuan dan kepribadian (transfer of personality), karena memang kepribadian guru/dosen sendiri banyak tidak lagi pantas diteladani.

Lemahnya pengawasan terhadap pergaulan anak dan minimnya teladan dari orang tua dalam sikap keseharian terhadap anak-anaknya, makin memperparah terjadinya disfungsi rumah sebagai salah satu unsur pelaksana pendidikan.

Sementara itu, masyarakat yang semestinya menjadi media pendidikan yang riil justru berperan sebaliknya akibat dari berkembangnya sistem nilai sekuler yang tampak dari penataan semua aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, termasuk tata pergaulan sehari-hari yang bebas dan tak acuh pada norma agama; berita-berita pada media masa yang cenderung mempropagandakan hal-hal negatif seperti pornografi dan kekerasan, serta langkanya keteladanan pada masyarakat. Kelemahan pada unsur keluarga dan masyarakat ini pada akhirnya lebih banyak menginjeksikan beragam pengaruh negatif pada anak didik. Maka yang terjadi kemudian adalah sinergi pengaruh negatif kepada pribadi anak didik.

Oleh karena itu, penyelesaian problem pendidikan yang mendasar harus dilakukan pula secara fundamental, dan itu hanya dapat diujudkan dengan Oleh karena itu, penyelesaian problem pendidikan yang mendasar harus dilakukan pula secara fundamental, dan itu hanya dapat diujudkan dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekuler menjadi paradigma Islam. Sementara pada tataran derivatnya, kelemahan ketiga faktor di atas diselesaikan dengan cara memperbaiki strategi fungsionalnya sesuai dengan arahan Islam.

Solusi pada Tataran Paradigmatik.
Secara paradigmatik, pendidikan harus dikembalikan pada asas aqidah Islam yang bakal menjadi dasar penentuan arah dan tujuan pendidikan, penyusunan kurikulum dan standar nilai ilmu pengetahuan serta proses belajar mengajar, termasuk penentuan kualifikasi guru/dosen serta budaya sekolah/kampus yang akan dikembangkan. Sekalipun pengaruhnya tidak sebesar unsur pendidikan yang lain, penyediaan sarana dan prasarana juga harus mengacu pada asas di atas.

Melihat kondisi obyektif pendidikan saat ini, langkah yang diperlukan adalah optimasi pada proses-proses pembentukan kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyyah) dan penguasaan tsaqofah Islam serta meningkatkan pengajaran sains-teknologi dan keahlian sebagaimana yang sudah ada dengan menata ontologi, epistemologi dan aksiologi keilmuan yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, sekaligus mengintegrasikan ketiganya.)

Solusi pada Tataran Strategi Fungsional

Pendidikan yang integral harus melibatkan tiga unsur pelaksana: yaitu keluarga, sekolah/kampus dan masyarakat. Buruknya pendidikan anak di rumah memberi beban berat kepada sekolah/kampus dan menambah keruwetan persoalan di tengah masyarakat. Sementara, situasi masyarakat yang buruk jelas membuat nilai-nilai yang mungkin sudah berhasil ditanamkan di tengah keluarga dan sekolah/kampus menjadi kurang optimum. Apalagi bila pendidikan yang diterima di sekolah juga kurang bagus, maka lengkaplah kehancuran dari tiga pilar pendidikan tersebut.

Dalam pandangan sistem pendidikan Islam, semua unsur pelaksana pendidikan harus memberikan pengaruh positif kepada anak didik sedemikian sehingga arah dan tujuan pendidikan didukung dan dicapai secara bersama-sama, Kondisi tidak ideal seperti diuraikan di atas harus diatasi.

Solusi strategis fungsional sebenarnya sama dengan menggagas suatu sistem pendidikan alternatif yang bersendikan pada dua cara yang lebih bersifat strategis dan fungsional, yakni: Pertama, membangun lembaga pendidikan unggulan dimana semua komponen berbasis paradigma Islam, yaitu: (1) kurikulum yang paradigmatik, (2) guru/dosen yang profesional, amanah dan kafa’ah, (3) proses belajar mengajar secara Islami, dan (4) lingkungan dan budaya sekolah/kampus yang kondusif bagi pencapaian tujuan pendidikan secara optimal. Dengan melakukan optimasi proses belajar mengajar serta melakukan upaya meminimasi pengaruh-pengaruh negatif yang ada, dan pada saat yang sama meningkatkan pengaruh positif pada anak didik, diharapkan pengaruh yang diberikan pada pribadi anak didik adalah positif sejalan dengan arahan Islam.

Kedua, membuka lebar ruang interaksi dengan keluarga dan masyarakat agar keduanya dapat berperan optimal dalam menunjang proses pendidikan. Sinergi pengaruh positif dari faktor pendidikan sekolah/kampus – keluarga – masyarakat inilah yang akan membuat pribadi anak didik terbentuk secara utuh sesuai dengan kehendak Islam.

Berangkat dari paparan di atas, maka untuk mewujudkan lembaga pendidikan unggulan yang dimaksud setidaknya terdapat empat komponen yang harus dipersiapkan guna menunjang tindak solusif sebagaimana yang digagas, yakni penyiapan kurikulum paradigmatik, sistem pengajaran, sarana prasarana dan sumberdaya guru/dosen.

Kesalahan-kesalahan GURU dalam mengelola kelas



Kesalahan-kesalahan guru dalam mengelola kelas
Berdasarkan pengalaman saya ketika saya melaksanakan KPPM baik KPPM yang pertama maupun KPPM yang kedua di 2 SD yang berbeda. Banyak ditemukan kesalahan guru dalam mengelola kelas, baik yang dilakukan oleh saya sendiri maupun rekan-rekan guru senior pada waktu pengamatan bersama guru pamong, seperti:
1 1.  Tidak menguasai kelas
Kalau seorang guru tidak menguasai, otomatis keadaan atau suasana diruang kelas tidak kondusif untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dari materi yang disampaikan tidak akan mengena kepada siswa.
2.      Bermain handphone didalam kelas
Ketika siswa sedang khusyuk dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, tiba-tiba handphone berdering, tentu saja hal ini mengganggu konsentrasi siswa karena nada dering handphone yang menarik perhatian.
3.      Pembunuhan karakter
Disadari ataupun tidak guru sering melakukan pembunuhan karakter terhadap siswanya. Contoh kecil saja ketika si A ditunjuk untuk menjawab pertanyaan dari guru, namun jawaban yang diberikan ternyata salah kemudian guru memastikan jawabannya itu dengan siswa-siswa yang lain dan siswa yang lain itupun dengan serempak mengatakan SALAH. Hal ini tentu saja telah melukai perasaan si A karena telah dihakimi oleh teman-temnnya dengan kata salah yang dikomandoi oleh sang guru.
4.      Duduk diatas meja
Dimata seorang siswa semua yang dilakukan guru adalah sesuatu yang baik. Namun terkadang ketika guru mengajar dikelas sambil duduk diatas meja. Hal ini berarti guru telah secara tidak langsung telah mengajarkan perilaku yang tidak sopan.
5.      Pembelajaran berbasis CTL
Pembelajaran CTL disini bukanlah pembelajaran berbasis contextual learning, tetapi pembelajaran berbasis Catet Tinggal Lunga (catet tinggal pergi). Hal ini sering dilakukan oleh guru terhadapa siswanya dikelas padahal siswa tidak akan memahami materi pelajaran jika hanya dengan mencatat saja.

Artikel pendidikan

PENDIDIKAN ITU SANGAT PENTING
Artikel Pendidikan merupakan sebuah tulisan yang memberikan informasi mengenai bidang pendidikan baik formal maupun non formal. Sekedar untuk mengingatkan Anda tentang pendidikan berikut ini saya paparkan tentang filosofi pendidikan dan fungsi pendidikan.

Filosofi Pendidikan
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti dilakukan banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Fungsi Pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes). Mempersiapkan  anggota masyarakt untuk mencari nafkah, fungsi laten lembaga sebagai wadah pendidikan, melalui pendidikan di sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.

Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan danya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.

Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Memilih dan mengajarkan peranan sosila.



Minggu, 06 Januari 2013

kurikulum di tinjau dari strategi pembelajaran

Quote of the day

Apa pun yang kau kerjakan, lakukanlah dengan sepenuh hatimu. Jadilah dirimu yang terbaik. Engkau tak mungkin akan sepenuhnya berbahagia dengan menjadi kurang dari yang mungkin bagimu. Ikutilah impian-impianmu; setialah kepada kebaikan yang ada di dalam hatimu. Jadilah seseorang yang bernilai bagi kebahagiaan sesama. Jadilah dirimu yang terbaik .
Mario Teguh